BAB
2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Sintesis Protein
Sintesis
protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Syarat-syarat agar terjadi sintesis protein
adalah yang pertama harus ada 20 asam amino yang ada di sitoplasma, asam amino merupakan
bahan baku dari sintesis protein itu sendiri. Kedua adalah harus ada DNA yang
merupakan perancang dari sintesis protein. Ketiga adalah adanya m-RNA, r-RNA,
t-RNA sebagai pelaksana sintesis protein. Sumber energi untuk melakukan
sintesis protein adalah ATP, dan enzim yang bertindak dalam sintesis protein
adalah enzim RNA polymerase.
B. Proses
Sintesis Protein
Proses
terjadinya sintesis protein adalah melalui dua tahap utama, yaitu transkripsi
dan translasi.
1. Transkripsi
merupakan sintesa RNA dari salah satu raantai DNA, yaitu rantai cetakan atau
sense. Sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA
yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari
DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktivitas
enzim RNA polymerase. Enzim polymerase membuka pilinan kedua rantai DNA hingga
terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai
nukleotida-nukleotida dari arah 5’ →3’, saat terjadi perpasangan basa di
sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA
menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri. Transkripsi sendiri
meliputi 3 tahap, yaitu:
a. Inisiasi,
merupakan daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi
disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan dimana transkripsi dimulai,
juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang dignakan sebagai
cetakan.
b. Elongasi
Saat RNA
bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga
terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
c. Terminasi
Transkripsi
berlangsung sampai RNA polymerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut
terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik,
transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu
polymerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya,
pada sel eukariotik polymerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan
AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35
nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
2. Translasi
merupakan sintesis polipeptida yang terjadi di bawah arahan mRNA. Selama tahap
ini terjadi perubahan bahasa. Sel harus menerjemahkan atau mentranslasi sekuens
basa molekul mRNA menjadi sekuens asam amino polipeptida. Tempat terjadinya
translasi ini adalah di ribosom. Dalam proses translasi, suatu sel
menginterpretasi suatu pesan genetik dan membentuk protein yang sesuai. Pesan
tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA, interpreternya
adalah RNA transfer (tRNA). Fungsi tRNA adalah mentransfer asam-asam amino dari
kolam asam amino sitoplasmanya ke ribosom. Ribosom menambahkan tiap asam amino
yang dibawa oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh. Ketika
tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu
ujung. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon
yang berdasarkan aturan pemasangan basa mengikatkan diri pada kodon
komplementer di mRNA. Pada translasi bisa dibagi menjadi 3 tahapan seperti pada
transkripsi, yeitu inisiasi, elongasi dan terminasi. Untuk inisiasi dan
elongasi rantai dibutuhkan sejumlah energi, energy disediakan oleh GTP.
a. Tahap
inisiasi
Membawa
bersama-sama mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida
dan dua subunit ribosom. Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkab diri pada
mRNA dan tRNA inisiator khusus. Subunit ribosom kecil melekat pada segmen
leader pada ujung 5’ dari mRNA. Penyatuan mRNA, tRNA inisiator dan subunit
ribosom kecil diikuti oleh perlekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan
kompleks inisiasi translasi. Saat penyelesaian proses inisiasi, tRNA inisiator
berada pada tempat P dari ribosom, dan tempat A yang kosong siap untuk
tRNA-aminoasil berikutnya. Sintesis polipeptida dimulai pada ujung aminonya.
b. Tahap
elongasi
Pada tahap
elongasi dari translasi, asam-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam
amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang
disebut faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga tahap :
1. Pengenalan
kodon
2. Pembentukan
ikatan peptide
3. Translokasi
c. Tahap
terminasi
Elongasi
berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa yang
istimewa ini (UAA, UAG, dan UGA) tidak mengkode suatu asam amino melainkan
bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Suatu protein yang
disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop di
tempat A. Fakntor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam
amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang
sudah selesai ini dari tRNA yang berada di tempat P, melepaskan polipeptida
dari ribosom.
C. Kode
genetika
Kode genetik
adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan
urutan asam amino pada saat sintesis protein. Informasi pada rantau DNA yang
akan menentukan susunan asam amino. Tahun 1968 Nirenberg, Khorana dan Holley
menerima hadiah nobel untuk penelitiannya dalam menciptakan kode-kode geneti
yang sering dikenal dengan asam amino yang ada 20 macam asam amino. Para
peneliti melakukan penelitian pada bakteri E. Coli yang awalnya menggunakan
basa nitrogen singlet sehingga akan diperoleh 4 asam amino yang bisa diterjemahkan padahal ke 20 asam amino
ini harus diterjemahkan semua agar protein yang dihasilkan dapat digunakan.
Akhirnya para ilmuwan ini melakukan lagi percobaan dengan menggunakan kodon
duplet namun baru bisa menerjemahkan 16 asam amino dan hasilnya pun masih
kurang akhirnya percobaan yang terakhir dengan menggunakan triplet dan hasilnya
64 asam amino. Asam amino yang dihasilkan pada percobaan yang terakhir melebihi
dari 20 macam asam amini yang seharusnya diterjemahkan. Namun,hal ini tidak
menjadi masalah karena dari 64 asam amino yang diterjemahkan mempunyai symbol
atau fungsi yang sama seperti kodon asam assparat (GAU dan GAS) sama dengan
asam tirosin (UUA,UAS).
D. Sifat
Kode Genetika
a. Kode
genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diaawali
dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG)
b. Tidak
tumpang tindih artinya tiada satu basa tungggalpun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga
64 itu berbeda-beda nukleotidanya.
c. Kode genetik
dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih dari satu asam
amino.
d. Kode genetik itu ternyata universal
Tiap triplet yang mewakili informasi
bagi suatu asam amino tertentudinyatakan sebagai kodon.Kode genetika bersifat degeneratif
dikarenakan 18 dan20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon,
yang disebut kodonsinonimus.Hanya metionin
dan triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodonsinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan.Kodonsinnonimus
memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini yaitu
Sintesis
protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur
susunannya oleh kode genetik. Mekanisme sintesis terdiri dari
1. Transkripsi
adalah pencetakan RNAd oleh DNA yang berlangsungnya di dalam inti sel. Kedua
asam nukleat menggunakan bahasa yang sama,hanya informasi yang ditranskripsi
dari satu molekul menjadi molekul lain.transkripsi ada tiga tahap yaitu
inisiasi,elongasi,dan terminasi.
2. Translasi
adalah penerjemahan kode genetik yang
dibawa ARNd oleh ARNt. Ada perubahan bahasa
dari nukleotida menjadi asam amino. Tahapan ini juga melalui tiga
tahapan yaitu inisiasi,elongasi,dsn terminasi.
Kode genetik adalah cara pengkodean urutan
nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat
sintesis protein.
Sifat Kode Genetika
1. Kode
genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.
2. Tidak
tumpang tindih.
3. Kode
genetic mempuntai dua arti.
4. Kode
genetik bersifat universal.
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Makhluk
hidup memiliki cirri khas yaitu mampu berkembangbiak dan generasi yang
dihasilkan selalu memiliki kesamaan yang diturunkan oleh induknya, Baik fisik
maupun sifatnya. Penurunan sifat ini berhubungan denagn materi genetic yang
dimiliki oleh makhluk hidup. Terdapat kandungan informasi gen dalam bentuk
sekuens nukleotida spesifik di sepanjang untaian DNA materi genetic.
Bagaimana
informasi informasi gen ini dapat menentukan sifat organism dan apa yang
sebenarnya dikatan oleh gen sehingga menjadi sifat yang spesifik misalnya rambut
keriting,kulit hitam. DNA yang diwarisi oleh suatu organism menyebabkan sifat
sifat spesifik dengan cara sintesis protein, protein merupakan penaut antara
genotype dan fenotipe
B. Rumusan
Masalah
a. Apakah
pengertian dari sintesis protein?
b. Bagimanakah
proses dari sintesis protein?
c. Apakah
pengertian dari kode genetika?
C. Tujuan
a. Untuk
mengetahui pengertian sintesis protein
b. Untuk
mengetahui proses dari sintesi protein
c. Untuk
mengetahui pengertian dari kode genetika
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,Neil
A dan Reece,Jane B.2010.Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Colby,Diane
S.1996.Ringkasan Biokimia.Jakarta:EGC
Goodenough,Ursula.1988.Genetics Third Edition.Bogor:Erlangga
TUGAS
KELOMPOK
MATA
KULIAH GENETIKA
“SINTESIS
PROTEIN”
Oleh
Dwi Putri Agustin 100210103041
Vivin Kurnia Septiandari 100210103073
Novitasari 100210103078
Vika Firma Noviana 100210103088
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar